Thursday, December 6, 2018

Cerita Sex Terbaru


Aku sudah berkeluarga, tapi aku punya WIL yang juga sangat kucintai. Aku sudah menganggap ia sebagai istriku saja. Karena itu aku akan memanggilnya dalam cerita ini sebagai istriku. Dari obrolan selama ini ia mengatakan bahwa ia ingin melihatku ‘bercinta’ dengan wanita lain. Akhirnya tibalah pengalaman kami ini. carabermain.com
Siang di hari Sabtu itu terasa panas sekali, tiupan AC mobil yang menerpa langsung ke arahku dan ‘istriku’ kalah dengan radiasi matahari yang tembus melalui kaca-kaca jendela. Aku sedang melaju kencang di jalan tol menuju arah Bogor untuk suatu keperluan bisnis. Seperti telah direncanakan, kubelokkan mobil ke arah pom bensin di Sentul. setelah tadi tak sempat aku mengisinya. Dalam setiap antrian mobil yang cukup panjang terlihat ada gadis-gadis penjaja minuman berenergi. Sekilas cukup mencolok karena seragamnya yang cukup kontras dengan warna sekelilingnya.
Dari sederetan gadis-gadis itu tampak ada seorang yang paling cantik, putih, cukup serasi dengan warna-warni seragamnya. Ia terlalu manis untuk bekerja diterik matahari seperti ini walaupun menggunakan topi. Tatkala tersenyum, senyumnya lebih mengukuhkan lagi kalau di sini bukanlah tempat yang pantas baginya untuk bekerja. Aku sempat khawatir kalau ia tidak berada di deretanku dan aku masih hanyut dalam berbagai terkaan tentangnya, aku tidak sempat bereaksi ketika ia mengangguk, tersenyum dan menawarkan produknya. Akhirnya dengan wajah memohon ia berkata, “Buka dong kacanya..” Segera aku sadar dengan keadaan dan refleks membuka kaca jendelaku. Istriku hanya memperhatikan, tidak ada komentar.
Meluncurlah kata-kata standar yang ia ucapkan setiap kali bertemu calon pembeli. Suaranya enak didengar, tapi aku tak menyimaknya. Aku malah balik bertanya, “Kamu ngapain kerja di sini?”
“Mom, kita kan masih perlu sekretaris, kenapa tidak dia aja kita coba.”
“Ya, boleh aja”, jawab istriku.
“Gimana mau?” tanyaku kepada gadis itu.
“Mau.. mau Mas”, katanya.
Setelah kenalan sebentar dan saling tukar nomor telepon, kulanjutkan perjalananku setelah mengisi bensin sampai penuh. Istriku akhirnya tahu kalau maksudku yang utama hanyalah ingin ‘berkenalan’ dengannya. Ia sangat setuju dan antusias.
Malam sekitar jam 20:00 HP istriku berdering, sesuai pembicaraan ia akan datang menemui kami. Setelah diberi tahu alamat hotel kami, beberapa saat kemudian ia muncul dengan penampilan yang cukup rapi. Ia cepat sekali akrab dengan istriku karena ternyata berasal dari daerah yang sama yaitu **** (edited), Jawa Barat. Tidak sampai setengah jam kami sudah merasa betul-betul sebagai suatu keluarga yang akrab. Ia sudah berani menerima tawaran kami untuk ikut menginap bersama. Ia sempat pamit sebentar untuk menyuruh sopir salah satu keluarganya untuk pulang saja, dan telepon ke saudaranya bahwa malam itu ia tidak pulang.
Setelah cerita kesana-kemari akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah seks. Setelah agak kaku sebentar kemudian suasana mencair kembali. Kini dia mulai menimpali walau agak malu-malu. Singkat cerita dia masih perawan, sudah dijodohkan oleh keluarganya yang ia belum begitu puas. Keingintahuannya terhadap masalah seks termasuk agak tinggi, tapi pacarnya itu sangat pemalu, termasuk agak dingin dan agak kampungan walau berpendidikan cukup. Kami ceritakan bahwa dalam masalah seks kami selalu terbuka, punya banyak koleksi photo pribadi, bahkan kali ini kami ingin membuat photo ketika ‘bercinta’. www.naikbecak.com
“Udah ah, kita sambil tiduran aja yuk ngobrolnya”, ajak istriku.
“Nih kamu pakai kimono satunya”, kata istriku sambil memberikan baju inventaris hotel. Sedangkan aku yang tidak ada persiapan untuk menginap akhirnya hanya menggunakan kaos dan celana dalam. Ia dan istriku sudah merebahkan badannya di tempat tidur, kemudian aku menghampiri istriku langsung memeluknya dari atas. Kucumbu istriku dari mulai bibir, pipi, leher, dan buah dadanya. Istriku mengerang menikmatinya. Aku menghentikan cumbuanku sejenak kemudian meminta tamu istimewaku untuk mengambil photo dengan kamera digital yang selalu kami bawa. Tampak ia agak kikuk, kurang menguasai keadaan ketika aku menolehnya.
Setelah aku mengajarinya bagaimana menggunakan kamera yang kuberikan itu, kemudian kuteruskan mencumbu istriku. Dengan telaten kucumbu istriku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kini tamuku tampaknya sudah menguasai keadaan, ia dengan leluasa mengintip kami dari lensa kamera dari segala sudut. Akhirnya istriku mencapai klimaksnya setelah liang senggamanya kumainkan dengan lidah, dengan jari, dan terakhir dengan batang istimewaku. Sedangkan aku belum apa-apa.
“Sekarang gantian Rin, kamu yang maen aku yang ngambil photonya”, kata istriku.
“Ah Mbak ini ada-ada aja”, kata Rini malu-malu.
Sebagai laki-laki, aku sangat paham dari bahasa tubuhnya bahwa dia tidak menolak. Dalam keadaan telanjang bulat aku berdiri dan langsung memeluk Rini yang sedang memegang kamera. Tangan kirinya ditekuk seperti akan memegang pinggangku, tapi telapaknya hanya dikepal seolah ragu atau malu. Kuraih kamera yang masih di tangan kanannya kemudian kuberikan kepada istriku.
Kini aku lebih leluasa memeluk dan mencumbunya, kuciumi pipi dan lehernya, sedang tanganku terus menggerayang dari pundak sampai lekukan pantatnya. Pundaknya beberapakali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memelukku. Kemudian aku memangkunya dan merebahkannya di tempat tidur. Kukulum bibir mungilnya, kuciumi pipinya, kugigit-gigit kecil telinganya, kemudian kuciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Ia hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
Tidak terlalu susah aku membuka kimononya, sejenak kemudian tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang cukup segar terbungkus rapi dalam BH yang pas dengan ukurannya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak aku menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup menawan. Sementara itu onggokan kecil di selangkangan pahanya yang terbungkus CD menambah panorama keindahan.
Ia tidak menolak ketika aku membuka BH-nya, demikian juga ketika aku melepaskan kimononya melewati kedua tangannya. Kuteruskan permainanku dengan mengitari sekitar bukit-bukit segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah kutelusuri tidak ada yang terlewatkan, kini kedua bukti itu kuremas perlahan. Ia mendesah, “Eeehhh..”
Tatkala kukulum puting susunya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar. Kuulangi lagi cumbuanku dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian kuciumi lagi bukit-bukit indah itu, dan kemudian kupermainkan kedua puting susunya dengan lidahku. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali.
Petualanganku kuteruskan ke bagian bawahnya. Ia mencegah ketika aku akan membuka CD-nya yang merupakan pakaian satu-satunya yang tersisa. “Ya nggak usah dibuka” ujarku, “Aku elus-elus aja ya bagian atasnya pakai punyaku”, bujukku. Ia tidak bereaksi, tapi aku langsung saja menyingsingkan CD-nya ke bawah. Tampaklah dua bibir yang mengapit lembah cintanya dihiasi bulu-bulu tipis. Kupegang burungku sambil duduk mengangkang di atas kedua pahanya, kemudian kuelus-eluskan burung itu ke ujung lembah yang sebagian masih tertutup CD. Agak lama dengan permainan itu, akhirnya mungkin karena ia juga penasaran, maka ia tidak menolak ketika kulepaskan CD-nya.
Kini kamu sama-sama telanjang, tak satu helai benang pun yang tersisa. Kuteruskan permainan burungku dengan lebih leluasa. Tak lama kemudian cairan kenikmatannya pun sudah meleleh menyatakan kehadirannya. Burungku pun lebih lancar menjelajah. Tapi karena lembahnya masih perawan agak susah juga untuk menembusnya.
Ketika kucoba untuk memasukkan burungku ke dalam lembah sorganya, tampak bibir-bibir kenikmatannya ikut terdorong bersama kepala burungku. Menyadari alam yang dilaluinya belum pernah dijamah, aku cukup sabar untuk melakukan permainan sampai lembah kenikmatannya betul-betul menerimanya secara alami. Gelinjang, desahan, dan ekspresi wajahnya yang sedang menahan kenikmatan membuatku semakin bersemangat dan lebih percaya diri untuk tidak segera ejakulasi. Ia sudah tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Akhirnya kepala burungku berhasil menembus lubang kenikmatan itu. carabermain.com
Kuteruskan permainanku dengan mengeluarkan dan memasukkan lagi kepala burungku. Ia merintih kenikmatan, ia pasrah saja dengan keadaan yang terjadi, karena itu aku yakin bahwa rintihan itu bukan rintihan kesakitan, kalaupun ada, maka akan kalah dengan kenikmatan yang diperolehnya. Selanjutnya kulihat burung yang beruntung itu lebih mendesak ke dalam. Aku sudah tidak tahan untuk memasukkan seluruh burungku ke tempatnya yang terindah. www.becakterbang.com
Kemudian kurebahkan badanku di atas tubuhnya yang indah, kuciumi pipinya sambil pantatku kugerakkan naik turun. Sementara burungku lebih jauh menjangkau ke dalam lembah nikmatnya. Akhirnya seluruh berat badanku kuhempaskan ke tubuh mungil itu. Dan.., “Blesss….” seluruh burungku masuk ke dalam surga dunia yang indah. Ia mengerang, gerakan burungku pun segera kuhentikan sampai liang kewanitaannya menyesuaikan dengan situasi yang baru.
Setelah agak lama aku pun mulai lagi memainkan gerakan-gerakanku dengan gentle. Kini ia mulai mengikuti iramaku dengan menggerak-gerakkan pinggulnya. Selang berapa lama kedua tangannya lekat mencengkram punggungku, kakinya ikut menjepit kedua kakiku. Kemudian muncul erangan panjang diikuti denyut-denyut dari lembah sorganya. “Eeehhh…” desahnya. Aku pun sudah tidak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh kenikmatan, segera kucabut burungku kemudian kumuntahkan di luar dengan menekan ke selangkangannya. “Eeehhh…” erangku juga. Kami berdua menarik nafas panjang.
Setelah agak lama kemudian aku duduk, kuraih kaos dalamku kemudian aku mengelap selangkangnya yang penuh dengan air kenikmatanku. Tampak tempat tidurnya basah oleh cairan-cairan bercampur bercak-bercak merah. Ia pun segera duduk, sejenak dari raut wajahnya tampak keraguan terhadap situasi yang telah dialaminya. Aku dan istriku memberi keyakinan untuk tidak menyesali apa yang pernah terjadi. carabermain.com
Besok paginya aku sempat bermain lagi dengannya sebelum check out. Betul-betul suatu akhir pekan yang susah dilupakan. Akhirnya ia kutitipkan bekerja di perusahaan temanku.
Read More

Wednesday, November 14, 2018

Cerita Sex Nyonya Muda Jatuh Hati Pada Oknum Polisi Mesum





www.javatoto.org – Rini adalah seorang nyonya muda berumur 27 tahun dan belum memiliki anak. Dalam kehidupan perkawinannya dengan Herman selalu berjalan mulus dan penuh kebahagian.Rini dikarunia postur tubuh yang cukup tinggi 161cm dan berkulit putih mulus dan ditambah tonjolan buah dada yang sedang. Pasangan ini dalam kesehariannya selalu sibuk dalam mengejar kariernya.


Hendra adalah eksekutif pada sebuah bank swasta terkenal dikota solo dan Rini juga bekerja pada sebuah bank pemerintah dikota yang sama.Hendra dikantornya menduduki posisi yang amat menentukan dan tidak heran ia slalu di tugaskan keluar daerah untuk melakukan ekspansi bank tersebut.
Hari itu malam minggu , seperti biasanya Hendra dan Rini malam itu keluar rumah untuk menghilangkan kepenatan selama dalam pekerjaannya.Malam itu tujuan mereka adalah sebuah Restoran ternama yang terletak pada sebuah hotel dikota itu.. Dengan kebahagiaan yang dalam pasangan ini menikmati suasana malam di restoran itu sambil makan malam. Setelah merasa kenyang dan menyelesaikan pembayaran, Pasangan ini lalu beranjak pulang . Hendra menyetir BMWnya keluar dari pelataran parkir hotel itu menuju kejalan raya.
Suasana jalan malam itu amat ramai dan dipenuhi oleh pasangan2 muda yang bermalam minggu. Namun dalam keramaian itu tanpa disengaja Hendra mobilnya menyenggol mobil di sebelahnya. Lalu Hendra menepikan mobilnya dan mobil yang terserempet olehnya tadi juga menepi. Hendra keluar dari mobilnya dan melihat keadaan mobilnya, oo,, nggak apa apa cuma lecet dikit ! kata Hendra kepada Rini. Namun tidak demikian dengan pengemudi mobil Kijang itu. Sopirnya yang berbadan kekar dan ditaksir berumur 53 tahun itu marah marah disertai kata kata kasar kepada Hendra. Heyyyy… kemana aja mata kamu haaaaaa…. hardik sopir itu. maaf pak saya yang salah , jawab Hendra sabar. Coba kau lihat bumper mobilku.. kata sopir itu lagi, hancur kan? Nah kamu harus menggantinya kalau tidak malam ini kau ku tahan kata sopir itu lagi.Hendra melihat mobil bapak itu, dan memang penyok dan ia bersedia menggantinya.
Sopir kijang itu lalu meminta SIM Hendra , Lho apa hak bapak minta SIM saya kata Hendra, asal kau tahu ya anak muda, aku polisi sini, kau bisa ku bawa kekantor bagaimana? Haaa… dengan arogan Bapak berkata pada Hendra. Lalu Hendra menyerahkan SIMnya pada oknum polisi itu.Karena hari saat itu malam, Hendra minta pada oknum itu untuk menyelesaikan masalah itu esok harinya, sambil memberikan alamat rumahnya. Oknum itupun menyanggupi setelah sempat memandang kedalam mobil Hendra dan melihat Rini yang malam itu sangat cantik dan anggun dengan blus ungu ketat. www.gosokangka.com
Rini yang berada dalam mobil saat itu melihat kejadian itu dengan cemas dan mengkhawatirkan Hendra dengan melihat kesombongan oknum itu.Setelah oknum itu dan Hendra sepakat menyelesaikan masalah itu esok harinya di rumah Hendra. Lalu masing2 masuk kemobilnya dan bergerak untuk pulang.
Minggu pagi itu seperti yang di sepakati, oknum itu datang kerumah Hendra dan diterima Hendra dengan baik. Dengan sedikit basa basi oknum itu memperkenalkan diri dan namanya adalah Markus dan bertugas di kepolisian kota itu dengan pangkat iptu.Pagi minggu itu disepakati untuk kebengkel bersama Hendra untuk menanyakan perbaikan mobil Iptu Markus itu.Sebelum berangkat Rini dengan ramah menyilahkan tamu itu untuk minum pagi dulu setelah berjabat tangan dengan oknum polisi itu. Oknum polisi yang bernama Markus itu amat terpesona akan kecantikan Rini yang pagi itu amat segar bugar dengan kaos ketat dan celana 3/4 sampai betis.
Lalu Hendra dan Markus berangkat kebengkel dengan mobil Markus. Setelah di ketahui yang rusak dan yang harus diganti maka Hendra menyetujui anggaran perbaikan mobil Markus itu dan karena Hendra tidak membawa mobil maka Dijanjikan esok hari Senin mobil Pak Markus masuk bengkel. Siang harinya Markus menagntar Hendra kerumahnya yang terbilang asri dikota itu. Setelah pamit pada Hendra dan Rini maka Markus pulang.
Senin itu mobil Pak markus di perbaiki dibengkel dan baru selesai esok harinya. Setelah mobilnya selesai dan kembali seperti sedia kala maka Markus mendatangi rumah Hendra malam selasa itu untuk minta tambahan biaya perbaikan.
Setiba dirumah Hendra malam selasa,ia mengetuk pintu rumah itu.Pak Markus memencet bel dan tidak lama kemudian pintu dibuka oleh Rini. Oo… pak Markus apa kabar pak? tanya Rini sambil menyilahkan markus masuk kedalam ruang tamu saat itu. Mengenai yang kemaren Buk.. kan pak Hendra berjanji akan menambah kekurangan biayanya. jawab pak markus. Oo ya… saya ngerti jawab Rini… Tapi Mas Hendra sedang ke Medan untu seminggu ini dan ia titip pesan bahwa masalah itu biar saya saja yang handel , terang Rini. baiklah bu… saya ngerti koq jawab Pak Markus. Wah…. mau minum apa pak? tanya Rini .. saya teh saja bu… jawab Markus.. bentar ya pak… saya bikinkan…kata Rini sambil beranjak kedapurnya. saat itu Timbul pikiran kotor di otak Markus karena Rini hanya sendiri dan suaminya tidak dirumah ditambah oranglain tidak ada.Maka ia berencana untuk menaklukan Rini karena sejak ia lihat malam itu di mobil ia slalu membayangkan sosok Rini.
Beberapa saat kemudian Rini keluar dari dapur dan membawa minuman dan sedikit makanan kecil. Nih pak tidak seberapa dicicipi ya pak? Rini menyilahkan tamunya minum sambil jongkok . Saat itu Markus melihat belahan dada rini yang putih mulus itu ditutupi bra putih.Lalu Rini duduk didepan pak Markus.sambil berbincang bincang kesana kemari dan hari beranjak malam saat itu, namun pak Markus belum juga mau pulang. Sedang Rini sudah salah tingkah malam itu. Sebab ia merasa tidak enak hati jika menyuruh tamunya pulang .
Markus adalah Oknum polisi yang sudah berpengalaman dengan wanita . Sebagai polisi ia amat pintar memanipulasi keadaan dan memancing informasi dari seseorang. Dengan keahliannya ia pancing Rini untuk memberitahukan ttg kehidupannya ttg pekerjaan dan kehidupan ranjangnya. Tanpa disadarinya Rini terjebak dalam alur manipulasi markus yang seumur dengan ayahnya itu.
Rini yang biasanya amat membanggakan Hendra dalam berbagai hal ,saat itu tak berkutik dengan kata2 Markus yang menerangkan bahwa sebagai laki2 Hendra itu tidak bisa dibanggakan karena tidak bisa melindungi istrinya ditambah sampai saat ke tahun 3 perkawinan mereka belum di karunia anak. Rini merasa di telanjangi dan merasa pikirannya kosong dengan kemampuan Markus membawa emosi Rini kearah pemberontakan diri.
Dengan sedikit menggeser duduknya kesamping Rini, Markus dengan leluasa memegang jari Rini yang saat itu terpaku. Sambil berkata, Dek Rini nggak usah khawatir, serahkan masalah adek itu pada saya , bujuk Markus,sambil merangkul bahu Rini kedadanya.Rini menurut seakan ia mendapat tempat perlindungan saat itu.sambil membelai rambut dan balik telinga Rini Pak Markus terus memberikan sugesti dan manipulasi keadaan pada Rini.Rini terhanyut karena nya. www.nomorhepi.com
Markus yang penuh dengan pengalaman bisa mengusai Rini dan seperti terhipnotis, Rini menurut saja dan memejamkan matanya saat Markus mencium bibirnya yang merah jambu itu. Lalu tangan kekar yang ditumbuhi bulu itu meraih pinggiran buah dada Rini dan memilinnya.Rini hanya terdiam dan hanyut terbawa alunan permainan tangan Markus. Lalu markus menghentikan tindakannya dan minta diri untuk pulang karena malam sudah larut. Ia tahu saat itu Rini telah pasrah akan perbuatannya namun ia untur karena ia tidak mau terburu nafsu. Bu… saya pulang ya? Besok saya kesini lagi.. ooo ya bagaimana jika saya jemput dari kantor besok? tanya Markus… ooo nggak usah pak. Dirumah saja jawab Rini seakan memberi peluang pada Markus untuk datang esok malam.
Malam yang dijanjikan itu dengan menumpang taksi Markus sampai dirumah Rini. malam Bu… sapa markus.. ooo masuk pak… duduk dulu ya? kata Rini. malam itu Rini berdandan seperti menanti seorang yang istimewa. Dengan bincang2 sebentar lalu pak Markus pindah duduk disamping Rini dan memulai tindakan yang tertunda malam kemaren. Rini yang saat itu memang telah dikuasai markus membiarkan setiap tindakan tangan dan mulut Markus yang berani membelai dada dan meremasnya.
Karena malam itu Markus ingin menjalankan aksinya maka ia berdiri dan mengunci pintu rumah itu dari dalam. Lalu ia kembali kesamping Rini dan dengan leluasa memegang apa saja yang ia sukai di tubuh Rini. Markus merasa tidak nyaman di ruang tamu itu lalu membimbing Rini kekamarnya. Dikamar yang asri dan ber AC itu markus lalu melepaskan satu persatu busana Rini hingga yang tertinggal hanya bra dan cdnya saja. Dengan keahlian dan lihainya ia giring Rini untuk menurut. Markuspun lalu membuka busananya dan lalu kedua makluk berbeda usia itu sama2 bugil dan membelai. Markus dengan sosok yang keakr diusianya yang mulai tua itu tapi penisnya tidak demikian penisnya tegak berdiri dan siap disarangkan ke kemaluan Rini.
Markus lalu memberikan kesempatan pada Rini untuk mengulum penisnya… Rini dengan malu lalu mengulumnya dalam bibirnya dan menjilatnya hingga penuh semua rongga mulutnya. Sedang Markus pun terus memasukan jari tangannya kekemaluan Rini dan memainkan klitoris Rini. Tidak lama kemudian Rini orgasme dan lobang vaginanya basah oleh cairan cintanya. pak Markus belum juga klimak namun pada waktu ke20 ia keluarkan maninya dimulut Rini dan tertelan oleh Rini, saat itu Rini mau muntah karena ia tidak biasa begitu dengan suaminya. www.gosokangka.com
Rini berlari kekamar mandi dengan bertelanjang, dalam kamar mandi ia muntah dan berusaha mengeluarkan mani Markus.namun tetap ada yang tertelan olehnya. Kemudian ia kembali kekamar dan melihat Pak Markus Tiduran dan memandang kearahnya. Bagaimana Rin? Kita lanjutkan? Tanya markus sabar. Rini diam. Kediaman Rini memberi sinyal bahwa Markus harus merangsangnya lagi.
Markus lalu kembali membaringkan Rini di ranjang yang biasa ditiduri Rini Degan Hendra itu. lalu markus menjilati permukaan kulit Rini yang penuh keringat itu hingga Rini kembali bergairah dan siap untu babak kedua.Setelah beberapa saat di ransang maka Markus bersiap untuk menjalankan babak terakhir. Ia angkat kedua kaki Rini yang putihmulus itu, lalu ia buka dan letakan di bahunya yang kekar itu.Penisnya tegak terarah kemulut lobang Rini. Sekali dorong masuklah kepala penisnya dan memang agak sempit karena belum pernah melahirkan. Rini merasa ngilu di lubangnnya.. pakk… aduhhh sakit pak… sambil tangannya mencengkram bahu Markus. Tenang Rin…. bentar lagi ya… Markus berhenti dan kembali ia hujamkan penisnya hingga mentok Rini menjerit aduhhhhh… pakkkkk… dan dari sudut matanya keluar air mata karena menahan sakit di hantam penis Markus yang luar biasa besar dan panjangnya itu.
Saat penisnya telah masuk semua markus mendorong keluar masuk lambat lambat dan mempercepat gerakan maju mundur. Sementara Rini memegang erat lengan Markus dan keringatnya mengucur deras dari kulitnya yang pitih mulus itu. Sesekali payudaranya di remas Markus denag tangannya dan mulutya mengulum bibir Rini. Karena kerasnya goyangan dan gerakan Markus hingga membuat payudara Rini turun naik mengikuti irama gerakan Markus itu.
Dengan takluknya Rini pada Markus maka ia dengan penuh semangat terus memompa hingga Rini orgasme berulang ulang. 5 Menit kemudian Rini telah lemas dan tak bertenaga barulah Markus memuntahkan air maninya didalam vagina Rini. Penisnya ia biarkan didalam lubang itu hingga mengecil. Rini merasa setiap sendi tulangnya lemas dan lunglai saat itu diam saja. pak markus masih tetap diatas tubuh Rini dan tertidur. Tubuhnya yang hitam kekar itu masih terus menutupi tubuh Rini yang penuh campuran keringat kedua manusia itu.
Malam itu merupakan malam kemenangan Markus karena telah dapat menguasai Rini. paginya saat bangun Rini merasa capai dan ia minta izin untuk tidak kekantor. Selama siangnya dirumah Rini Markus mengulangi persenggamaaan itu, hingga sorenya baru ia pulang. Rini setelah kejadian itu mendapatkan kepuasan sex yang belum pernah ia rasakan selama perkawinannya . Sejak saat itu secara sembunyi2 Rini dan Markus melakukan hub terlarang itu baik di rumahnya atau hotel. www.nomorhepi.com
Rini telah menjadi wanita yang butuh kehangatan , iapun terus menjaga ritme hubungan dengan suaminya Hendra. bagaimanpun ia tidak ingin rumah tangganya terganggu oleh affairnya dengan markus yang notabene seusia ayahnya dan oknum polisi itu.

Read More

Monday, November 12, 2018

Kunikmati Sex dengan Pacar Baruku



www.carabermain.com – Ini adalah sebuah cerita dewasa seks, kisah hot ngentot terbaru dan terpanas yang bisa anda baca karena diangkat dari sebuah kisah nyata. Selengkapnya, simak paparan ceritanya berikut ini!
“Mulai sekarang kamu tak usah menemuiku lagi. Kita putus..!”
Seuntai kalimat meluncur cepat menikam jantungku menghentikan sejenak udara yang mengalir disaluran pernafasanku. Kalimat itu keluar dari bibir seorang gadis cantik yang telah kupacari selama hampir 3 tahun.
Gadis bertubuh semampai dan seksi, dengan rambut panjang sering dibiarkan tergerai itu, sedang memandang tajam padaku dengan wajah dingin dan sorot mata yang mengandung kebencian. Gadis itu berdiri tepat didepanku sambil mengacungkan telunjuknya ke wajahku.
“Ada apa denganmu, Emily ?” Aku mencoba tenang dan mengajukan pertanyaan kepadanya.
Dia masih melototiku. Masih saja memandangku dengan tangan terkepal.
“Tak ada alasan apapun yang perlu kau dengar, Jay“ Ucapnya dingin.
“Setidaknya aku mesti tahu, kenapa kau memutuskan aku begitu saja“ Aku masih saja mencoba mengorek alasannya, meskipun aku tahu tak akan ada jawaban yang kelak keluar dari bibirnya.
Emily memalingkan wajahnya. Seakan tak ingin memandangku sama sekali. Bahkan jariku yang mencoba meraih tangannya ditepiskannya dengan kasar.
“Aku tak ingin berdebat denganmu tentang ini, Jay. Aku sudah bosan dengan hubungan kita. Aku tak bisa melanjutkannya lagi. Itu saja…!“
Dingin…, sangat dingin tatapan mata itu. Sinarnya memancar menyusup lewat mataku yang sedang balas menatapnya, sorot mata itu seakan menusuk tajam dan mengoyak-ngoyak hatiku yang tak pernah lekang mencintainya.
“Dan aku minta mulai sekarang kau tak usah menemuiku…”
Clebbbbbbb
Sakit rasanya. Terasa lebih sakit dari jatuh pada ketinggian 20 kaki saat menolong Emily yang terjebak tebing tinggi dan tak bisa turun saat kami melakukan pendakian minggu lalu. Terasa lebih sakit saat mengalami patah lengan waktu tabrakan dengan sepeda motor ketika hendak menjemputnya yang terjebak hujan deras di halte menunggu jemputan yang tak kunjung tiba sebulan yang lalu. Terasa lebih sakit ketika saat harus menjadi bulan-bulanan preman yang mencoba mengganggunya dua bulan yang lalu. Terasa lebih sakit dari semuanya….
“Aku mohon, Emily. Jangan mengambil keputusan sepihak seperti itu. Jangan lupakan apa yang telah kita lalui bersama, Emily…” Ucapku mencoba memohon.
Saat itu aku sangat berharap Emily akan tersenyum manis kepadaku dan berkata ‘ini hanya candaanku, Jay’. Ya, aku berharap dia mengatakan itu…
“Kisah tentang kita telah berakhir, Jay“ Emily tersenyum sinis. “Dan itu adalah kenangan terburuk dalam hidupku…”
Aku tercekat. Mataku nanar memandangnya. Semua harapanku untuk tetap bersamanya dihempaskannya begitu saja.
“Selamat tinggal, Jay“ Ucapnya datar dan kemudian berlalu dari hadapanku, lalu masuk ke dalam mobil New Kia Picanto berwarna Merah Muda miliknya dengan satu hempasan kuat pada pintu mobilnya.
“Tidak! Aku tak bisa menerima keputusanmu Emily. Aku terlalu mencintaimu…” Jeritku tak peduli dia mendengarnya atau tidak.
Aku masih berdiri terpaku, saat Emily pergi meninggalkanku sendirian di parkiran kampus. Laju mobilnya yang semakin menjauh seakan ikut menyeret separuh hidupku bersamanya. Tak bisa kumengerti keputusan sepihak yang diambilnya.
Sungguh rasanya aku tak ingin mempercayai semua ini. Emily yang sekarang telah berubah 180 derajat. Dia bukan lagi Emily yang ku kenal. Lenyap segala hal indah dan nyaman pada dirinya. Emily yang ku kenal adalah seorang gadis lembut, manja, dan selalu memberi senyum manis untukku, rela mengurai airmata kala aku bersedih, dia selalu ada untukku dengan hati penuh cinta.
Emily yang sekarang benar-benar telah berubah. Entah karena apa.
“Cari non Emily, Den?” Tanya Bi Inah sopan saat aku datang malam itu ke rumah Emily.
“Iya, Bi. Orangnya ada, Bi?“
“Bibi tak melihat pasti Den. Tapi tadi bibi dengar suara Non Emily kayak lagi ngobrol sama seseorang didalam kamarnya…”
Ngobrol dengan seseorang dikamarnya? Dengan siapa Emily dalam kamarnya? Tak biasanya dia mengajak temannya masuk kamarnya. Selama ini tak ada satupun yang boleh masuk ke kamar itu kecuali aku.
Segera aku melangkah masuk. Bibi pembantu yang sedang berdiri menghalangi jalan masuk aku dorong dengan pelan, membuat bibi menjerit kecil saat tanpa sadar tanganku menyentuh gundukan payudaranya. Aku cuek saja, terus melangkah dan menaiki tangga menuju ke lantai atas tempat kamar Emily berada. Tak ada suara apapun kudengar dari dalam kamar. Kutempelkan telingaku ke pintu kamarnya. Hening.
“Emily? Buka pintunya. Ini aku, Jay. Kumohon buka pintunya. Kita harus bicara, Emily“ Tak sabar aku langsung mengetuk pintunya dan mengucapkan kalimat permintaan itu padanya.
Suara langkah kaki terdengar pelan. Lalu gerakan berputar pada hendel pintu, dan seraut wajah cantik yang selalu kurindu muncul dari balik pintu kamar itu.
“Heh??? Kamu??? mau apa kesini?” Suara tak sedap terdengar dari mulut Emily. Wajahnya masam dengan ekspresi yang tak ingin diganggu.
“Kita mesti bicara, Emily.”  www.tiktoktogel.com
“Bicara soal apa..? Apa kamu tak dengar apa yang aku katakan di kampus tadi? Oh, baiklah. Aku akan ulangi. Buka lebar-lebar kuping budekmu itu. Kita Putus. Titik!“ Dan Brakkkk !. Pintu kamar dibantingnya dengan keras.
Aku berdiri terpaku memandang pintu kamar yang hampir saja jebol karena dibanting Emily. Ada apa denganmu Emily? Mengapa kau berubah drastis tanpa alasan yang jelas?
Aku masih tetap berdiri memandang pintu kamar itu ketika pintu kamar itu terbuka lagi, Emily muncul dari balik pintu. Hatiku agak sedikit terhibur dan seberkas harapan muncul disana. Siapa tahu Emily berubah pikiran, memohon maaf atas perlakuannya barusan, lalu kami…
“Sekali lagi kamu menemuiku dan menggangguku…, maka jangan salahkan aku jika berlaku kasar sama kamu! Ingat! Sekali lagi kamu ingat baik-baik, Bodoh! Jangan ganggu aku lagi!” Untuk kedua kalinya pintu kamar itu dibanting, mengeluarkan bunyi benturan keras.
Aku tercenung. Semua sudah terjawab kini. Hati Emily sudah benar-benar terkunci untukku, seperti pintu kamarnya yang telah dikuncinya rapat-rapat.
“Baiklah Emily“ Ucapku setengah berteriak agar dia bisa mendengarnya meski pintu kamarnya tertutup rapat. “Aku merasa tak pernah sekalipun menyakitimu. Aku merasa tak berbuat salah padamu, kecuali atas pradugamu padaku yang tak pernah kau jelaskan padaku. Aku akan pergi, dan tak akan menemuimu lagi. Semua kenangan indah yang pernah kita lalui akan kuhapus dan kutinggalkan didepan pintu kamarmu ini“
Setelah mengucapkan serentetan kalimat itu aku melangkah gontai keluar dari rumah Emily. Rumah yang mungkin tak akan pernah ku injak lagi selamanya.
Ku starter sepeda motorku. Sejenak pandanganku ku arahkan ke kamar Emily, lampunya masih menyala. Namun harapan terakhirku melihat Emily menjulurkan kepalanya keluar dari jendela dan melambaikan tangannya mengucapkan ‘Selamat Jalan Jay’, ternyata itu hanyalah keinginan semu semata.
“Selamat tinggal Emily…” Bisikku pelan diiringi luruhan air mataku membasahi pipi.
Sebuah mobil Honda Jazz warna hitam kulihat diparkir didepan rumah Emily saat malam itu aku melintas lewat di depan rumahnya. Tak tahu itu mobil siapa, yang pasti bukan milik Emily juga bukan milik Papanya.
Mungkinkah ada seseorang yang datang menemui Emily?. Tak mungkin ini tamu Papa Emily, karena aku tahu pasti dari cerita Emily bahwa Papa dan Mamanya sedang berada diluar negeri untuk waktu sebulan.
Ataukah ini mobil pacar baru Emily? Emily punya pacar sekarang?, dan pacarnya itu sedang menemuinya sekarang? Beribu pertanyaan dan praduga berkutat dalam otakku.
Ada perasaan geram dalam hatiku. Inikah penyebab Emily memutuskan aku? Jadi alasannya selama ini sebenarnya bukan seperti apa yang diucapkannya, tetapi alasannya yang sebenarnya adalah karena dia sudah mempunyai seorang pacar yang tajir?
Brengsek ! inikah bukti ikrar yang diucapkannya kala kami masih bersama, tak akan terpisahkan oleh godaan apapun dan tak akan lekang oleh hujaman sengsara sebesar apapun?
Dengan mengendap aku melihat ke dalam rumah melalui jendela. Tak kelihatan siapapun. Lampu dalam rumah temaram. Gagal melihat lewat jendela, aku menuju ke pintu rumah. Aneh. Pintunya tak dikunci. Ada perasaan was-was dalam hatiku. Dengan pelan ku buka pintu dan kupertajam pandanganku ke dalam rumah. Tak ada siapapun.
Segera kuloloskan tubuhku masuk ke dalam lalu menutup kembali pintu. Ku berjalan berjinjit agar tak menimbulkan suara. Sepi. Dimana Emily dan pemilik mobil itu? Jangan-jangan mereka…
Aku melangkah menuju ke arah tangga lalu naik dengan mengendap-ngendap menuju ke arah kamar Emily. Bersyukur Emily teledor kali ini dengan tidak mengunci pintu rumah.
Dengan tetap mengendap-ngendap aku mendekati pintu kamar Emily. Dadaku mulai berdegub kencang. Samar-samar kudengar suara erangan nikmat… Eh bukan…! Itu erangan kesakitan…!
Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi pada Emily? Aku makin berdebar.
Kali ini Emily teledor lagi. Pintu kamarnya tak ditutup dengan sempurna. Dengan sangat pelan aku mendorong pintu kamar lalu mencoba mengintip dari celah yang sedikit terbuka. Suara itu semakin jelas terdengar, suara erangan kesakitan…!
Tubuhku terasa limbung, dadaku terasa panas, saat kulihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Emily sedang terlentang bugil dengan tangan terikat menyatu dengan kepala ranjangnya. Seorang pria yang juga bugil sedang melecutkan cambuk kecil ke tubuhnya. Suara jerit tertahan keluar dari mulut Emily saat cambuk itu mengenai kulit mulusnya. Hampir saja aku menerjang masuk dan menghajar pria itu, namun rasa penasaran dalam hatiku mencegah tindakanku. Aku ingin mengetahui lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi.
Satu hal yang membuat aku semakin gemetar menahan rasa marah dan gugup adalah Blazer itu…, Blazer yang tergeletak begitu saja dilantai kamar…! Blazer berwarna cokelat yang kulihat dipakai oleh wanita yang menari bugil ditengah taman semalam, juga tank top itu, rok itu, semuanya adalah yang dikenakan wanita penari bugil semalam.
Artinya? wanita semalam itu adalah Emily…! Ya Emily! Dan mereka pasti melakukan ini sejak semalam hingga sekarang…! Atau setidaknya Emily tidak mengganti bajunya sejak semalam…, apa iya?
huh…….
Nampak pria itu menghentikan pecutan cambuknya ke tubuh Emily yang sudah sangat kesakitan. Ikatan pada tangan Emily dibukanya, lalu dengan kasar dipegangnya kepala Emily, dengan jambakan yang keras pada rambutnya, diseretnya tubuh Emily ke pinggir ranjang hingga pada batas bahu sehingga kepala Emily terjulur ke bawah dengan mulut yang ternganga lebar.
Aku makin melototkan mata melihat apa yang dilakukan pria itu selanjutnya pada Emily. Penis pria itu mengacung dengan tegangnya. Ukurannya lebih besar dan lebih panjang dari penisku.
Sambil membuka mulut Emily, digenggamnya batang penis besarnya, lalu diarahkan ke mulut Emily.
Blesssss…
Penis itu masuk dengan mulus kedalam mulut Emily. Ditekannya penis itu menyusup lebih dalam hingga ke kerongkongan Emily.
Tangan Emily menekan perut si pria, berusaha mendorong tubuh itu, namun sia-sia saja, malah semakin dalam penis itu masuk ke dalam kerongkongannya. Emily tersedak, matanya melotot menahan rasa sakit ditenggorokannya.
Kaki Emily nampak terangkat dan menendang-nendang. Sumpalan penis besar dikerongkongannya membuat jalan nafasnya tersumbat. Pria itu kelihatan menikmati hal itu. Dipompanya penisnya keluar masuk dimulut Emily, lalu ditariknya lepas, mungkin sekedar untuk memberi kesempatan pada Emily mengambil nafas. Air liur kental menetes dari mulut Emily, namun tak berapa lama mulut itu disumpal lagi dengan penis besar milik si pria.
“Ahhkkk…hrrkkkhh…“ Suara Emily terdengar. Entah dia menikmati permainan itu atau tidak, aku tak tahu.
Kembali hujaman-hujaman penis pada tenggorokannya diterimanya lagi. Pria itu memaju mundurkan pinggulnya membuat penis panjang besarnya menggesek kerongkongan Emily. Sekali-sekali tangannya menampar pipi Emily. Jeritan-jeritan kecil terdengar keluar dari mulut Emily, namun terus saja pria itu menghujamkan penisnya ke dalam mulut Emily.
Aku terus saja mengintip dari celah pintu yang terbuka. Entah mengapa saat itu aku seperti menikmati pemandangan yang sedang terjadi di depan mataku. Pacarku…, lebih tepatnya mantan pacarku sedang disetubuhi, bukan lewat vaginanya tapi pada mulutnya.
Aku bisa membayangkan betapa menderitanya Emily dengan hujaman penis besar itu pada tenggorokannya, dan aku mulai menyukai itu…
Kembali ku tajamkan pandanganku. Nampak mereka merubah posisi. Mungkin si pria sudah puas menyetubuhi mulut Emily dan ingin mencoba hal lain.
Emily bangun dengan rambut acak-acakan. Cairan kental nampak meleleh dari mulutnya. Diambilnya tissue di atas meja kecil dekat ranjang lalu dilapnya cairan kental itu. Si Pria lalu mendekati Emily sambil menggenggam batangnya yang masih mengacung keras. Perlahan didorongnya Emily. Seakan faham dengan dorongan pada punggungnya, Emily merubah posisinya menjadi menungging. Kulihat penis besar itu digenggam si pria dan diarahkan ke vagina Emily. Digesek-gesekkannya sebentar, lalu dengan satu dorongan yang kuat ditancapkannya penis itu.
“Awwwwwhhh….., Robert…, pelan-pelan…, shaakkithhh..” Emily menjerit keras ketika penis itu melesak masuk kedalam vaginanya.
Aku makin menajamkan pandanganku dari celah pintu. Sebesar apakah penis pria yang bernama Robert itu sehingga Emily menjerit kesakitan seperti itu?
Kuamati dengan seksama. Robert memompa penisnya dengan irama yang teratur diselingi erangan kesakitan dari mulut Emily. Ketika Robert mencengkeram pundak Emily, otomatis terlihat dengan jelas penisnya yang sedang menancap karena posisi mereka tepat membelakangiku dengan kedua kelamin mereka yang jelas terlihat dari arahku mengintip.
Owh..! Bukan vagina Emily yang dimasuki penis Robert melainkan anusnya. Pantas saja Emily terlihat kesakitan. Tangannya mencengkeram dengan kuat seprei dan tepi ranjang. Kakinya terangkat menandakan rasa sakit yang dialaminya. Kepalanya terhempas kesana kemari seiring dengan pompaan penis Robert pada anusnya yang semakin lama semakin cepat, hingga pada pompaan selanjutnya Robert menekan penisnya dengan kuat, lalu terdiam disertai kejutan-kejutan kecil pada tubuhnya. Robert mengalami orgasme.
Aku tersenyum kecut sambil menggeleng-gelengkan kepala. Inikah Emily yang kukenal? Rela disakiti, rela diperlakukan dengan kasar demi memuaskan seorang pria kasar yang mungkin juga adalah pacar barunya ?
Ohhh…, aku mengerti sekarang. Inikah yang dicari Emily? Inikah yang tak didapatinya dariku? Perlakuan lembut setiap kali bercinta dengannya membuatnya bosan padaku lalu memutuskan hubungan denganku begitu saja?
Aku menutup pintu itu dengan pelan, lalu bergegas turun dari lantai atas dan keluar dari rumah Emily, meninggalkan segala aktivitas mereka yang menyakitkan hatiku. Entah apalagi yang akan mereka lakukan, aku tak mau peduli lagi.
Dengan hati yang tak menentu aku menghenyakkan pantatku ke atas sadel sepeda motor.
“Baiklah, Emily…” Gumamku perlahan penuh rasa benci dan dendam. “Aku akan memberikan itu untukmu…, akan kulakukan itu untukmu nanti…”
Dan ku hidupkan sepeda motorku pergi meluncur dengan kecepatan full…
Tunggulah Emily…! Tunggulah….!  www.carabermain.com
Rasa rindu dan cinta dihatiku untuk Emily perlahan mulai pudar. Tak kusangka Emily ternyata seperti itu. Dia yang selama ini kukenal sebagai wanita anggun dan penuh cinta, kini tak lebih dari seorang wanita liar yang rela disakiti dan dilecehkan oleh seorang pria yang baru dipacarinya kurang dari seminggu.
Tak sanggup aku menyaksikan pergumulan mereka pada malam itu. Rasa sakit dihati bercampur rasa jijik telah melenyapkan rasa rindu yang selama ini tak mau pergi dari hatiku.
Kini…, entah mengapa bayangan Emily yang selama ini selalu menari-nari indah di pelupuk mataku perlahan memudar dan berganti dengan bayangan menjijikkan.
Rasa jijik dan sakit dihatiku kini mulai berubah menjadi rasa dendam. Aku ingin memberikan apa yang diinginkan Emily. Rasa sakit dan derita. Itulah yang diinginkannya, pasti!. Jika tidak, mengapa dia berpindah hati ke seorang pria yang sedikitpun tak memperlakukannya dengan lembut?
Dan … oh…! Tidak! Aku masih ingat. Wanita yang pernah kulihat menari bugil ditengah taman adalah Emily! Brengsek dan liar!
Sebegitu besarkah rasa cinta Emily pada pria itu sehingga dia mau mengorbankan harga dirinya?
“Tunggu aku, Emily…! Akan kuberi apa yang kau inginkan…!” Gumamku dengan geram.
Dengan memakai jaket kulit berwarna hitam, dipadu celana jeans hitam dan sepatu warna hitam, aku memacu sepeda motorku menuju rumah Emily. Malam ini aku akan memberikan sesuatu pada Emily. Sesuatu yang dia inginkan.
Suasana rumah Emily sepi saat aku tiba. Lampu dalam rumah terlihat masih menyala namun sepertinya tak ada aktivitas dalam rumah.
Aku menekan bell dengan lama. Andai Emily yang muncul membukakan pintu untukku, maka aku akan menyeretnya keluar, lalu akan menggelandangnya sepanjang jalan dalam keadaan bugil, seperti yang pernah kulihat dilakukannya di taman malam itu bersama pacar barunya itu.
Tak ada gerak apa-apa dari dalam. Kutekan lagi, berulang kali hingga kemudian pintu terbuka. Lagi-lagi pembantu Emily yang membukakan pintu. Ada rasa kecewa dihatiku, tapi biarlah, mungkin akan lebih bagus jika ini dilakukan dalam rumahnya sendiri.
“Oh, Den Jay. Masuk Den. Non Emily lagi dikamarnya tuh…”
Bibi tahu rupanya bahwa kedatanganku untuk menemui Emily, dan itu wajar karena tak mungkin dia berpikir bahwa aku akan menemui dia.
Tapi tidak untuk malam ini Bi, jika kau melakukan hal yang tak kuinginkan.
Senyum sinis dibibirku tak sempat diperhatikan bibi.
“Aku boleh langsung ke kamarnya, Bi?” Tanyaku sekedar basa-basi sebenarnya.
“Silahkan Den. Bibi mau ke dapur dulu“ Ucap bibi berbalik hendak pergi meninggalkan aku yang masih berdiri di depan pintu.
“Bi, Sebentar Bi…” Aku mencegah bibi untuk pergi “Non Emily sendirian?”
Bibi mengangguk. Aman, pikirku.
Setelah mengunci pintu rumah, akupun langsung menuju kamar Emily. Pintu kamarnya masih tidak dikunci. Aku mendorong sedikit pintu kamar, mengintip kedalam. Tak ada siapa-siapa. Akupun masuk ke dalam. Terdengar bunyi guyuran air dilantai kamar mandi. Emily lagi mandi rupanya.
Dengan santai aku membuka jaket kulitku dan membuangnya begitu saja ke lantai. Ku lepas sepatuku dan melemparnya begitu saja. Santai. Aku langsung melompat ke atas ranjang hingga menimbulkan suara berderit yang cukup keras.
Dengan agak sedikit berdebar aku menanti Emily keluar dari kamar mandi. Malam ini aku akan memberikan apa yang kau inginkan, Emily.
Suara gemericik air berhenti. Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, dan Emily melangkah santai keluar kamar mandi dengan handuk dililitkan pada kepalanya. Selain handuk itu tak ada kain lain yang menutupi tubuhnya. Bugil.
Tubuhnya masih seksi seperti dulu, meskipun kulihat ada banyak guratan merah disekujur tubuhnya. Payudaranya masih menggantung kencang didadanya dengan puting pink yang indah. Lalu vagina tanpa bulu terapit diantara pahanya. Indah benar…
Emily tersentak kaget saat menyadari ada seseorang yang tengah berbaring diatas ranjangnya.
“Waaaaaw! Eh..Ka..Kau???“ Mata Emily melotot kaget melihatku.
“Apa kabar Emily sayang?” Ucapku dengan nada dingin. “Kangen padaku?”
Emily refleks menutupi payudara dan vaginanya dengan kedua telapak tangannya. Wajahnya memerah disinari lampu kamar yang terang.
“Mau apa kau kesini, cepat keluaaaaar….!” Jerit Emily sambil berjongkok berusaha menutupi area terlarangnya. “Brengsek kau..! Keluaaaaaarrrr…!”
Aku bangun lalu duduk ditepi ranjang. Dengan wajah sinis aku menatap Emily.
“Oh… begitu ya. Baiklah, aku akan keluar dari sini bahkan dari rumah ini. Tapi sebelumnya….”
Emily melotot tajam saat aku mulai membuka pakaianku satu persatu. Tubuhnya yang sedang berjongkok bugil perlahan beringsut sedikit demi sedikit ke arah sudut kamarnya. Emily menggigil menatapku. Andai hati ini belum dipenuhi dendam, mungkin aku akan memeluknya untuk menghilangkan rasa takut yang sedang dialaminya saat ini. Tapi tidak untuk sekarang ini!
“Ini yang kau inginkan Emily? Ini kan?“ Ucapku dengan suara serak. “Kenapa kau tutupi tubuhmu? kau malu aku melihatnya? Bukankah aku sudah sering melihatnya bahkan menikmatinya? Kau lupa itu, Emily? Hahahahahahahaha…“
Emily semakin menyudut. Aku mendekatinya lalu mencengkeram bahunya dengan kasar.
“Kau takut, Emily?” Tanyaku dengan senyum sinis.
Emily mengangguk pelan dan gugup. Matanya mulai berkaca-kaca.
Kucengkeram tubuhnya lalu kuangkat berdiri. Tak ada rasa kasihan dihatiku sedikitpun, semua telah berubah menjadi rasa marah dan dendam.
“Jangan, Jay. Aku mohon jangan lakukan itu…. Aku…Aku….” Suara Emily terbata. Matanya memancarkan sinar permohonan.
“Fuck You Emily…., You’re …JERK ! Air matamu menjijikkan.. Its …. Disgusting!“ Dengusku geram sambil mendorong tubuh Emily hingga terhempas ke atas kasur.
“Ku mohon….., Jay…., Kumohon….“  www.tiktoktogel.com
Aku melangkah mendekati Emily. Tak kupedulikan kata-kata permohonannya. Kuambil handuk yang masih melilit di kepalanya, lalu kugulung dan kugunakan untuk menyumpal mulutnya. Kedua tangannya kuikat ke ranjang menggunakan kaus dan jaketku. Tersisa kedua kakinya yang meronta-ronta menendang kesana kemari membuat vaginanya yang terlihat memar itu kadang terbuka kadang menutup.
“Kau dengan tulus membiarkan pacar barumu yang kaya itu memperlakukanmu dengan kasar. Mengapa denganku kau malah menolak?” Ucapku dingin. “Oh…, karena dia kaya? Sungguh wanita brengsek kau Emily! Dasar pelacur murahan! mata duitan!”
Emily melotot tajam padaku, rona kaget tersirat dari wajahnya. Mungkin dia kaget karena aku tahu semuanya.
“Tenanglah, Emily. Aku tak akan memperkosamu. Tak mungkin aku mengotori penisku dengan vagina busukmu yang telah kotor dengan mani pria lain…”
Kuambil sebuah botol lotion yang berada pada meja riasnya. Botol itu cukup besar sebesar lenganku. Kubuka penutupnya, lalu menuangkan sedikit ke telapak tanganku. Setelah mengoleskan lotion ke botol, aku mendekati Emily yang masih meronta berusaha melepaskan diri.
Ku renggangkan kakinya dengan paksa, lalu kutindih dengan kakiku.
Vagina mulus Emily terpampang. Ku elus sebentar dan kugesek bagian klitnya.
“Tenang Emily sayang. Sebentar lagi kamu akan merasakan sesuatu yang nikmat. Enjoy this game, honey… Ahahahahahaha…”
Tanpa menunggu vagina itu basah dan licin, aku langsung mencolokkan botol lotion ke belahan vaginanya. Botol lotion yang sudah ku olesi dengan lotion itu menancap masuk setengah ke dalam vaginanya. Emily tersentak. Tubuhnya melengkung. Punggungnya terangkat ke atas. Matanya mendelik.
“Nikmat kan sayang?“ Tanyaku sinis tanpa belas kasihan.
Botol lotion yang panjangnya lebih dari sejengkal dengan mulutnya yang tajam itu menancap setengahnya dengan susah payah. Terasa mengganjal dan mentok. Aku tak peduli. Ku tekan lagi botol itu dengan keras.
“Aaaaaawhwhwhwhwhwh…” Andai mulut Emily tak disumpal dengan handuk, pasti suaranya terdengar melengking keras. Hanya matanya mendelik disertai kepalanya yang terangkat keatas. Air matanya meleleh menahan rasa sakit pada belahan vaginanya.
“Nikmatilah sayang…. enjoy this…., arggghhhhh” Aku menggeram tanpa rasa kasihan.
“Uhm…Uhm…Uhmmm…” Suara Emily terdengar kecil. Matanya mendelik. Sebuah isyarat bisa ku tangkap dari gerakan tubuhnya. Emily mungkin ingin aku melepaskan sumpalan pada mulutnya.
“Kau ingin mengatakan sesuatu, Emily? Hehehehehe.., baiklah“
Sumpalan di mulut Emily ku lepaskan.
“Sss…saa..kkkiiitttt…Jay. Aku mohon jangan…. lakukan ini… padaku… Jay…hik…hik…” Emily terisak. Kakinya yang tadi meronta telah berhenti. Rasa sakit itu mungkin telah membuatnya seperti itu.
“Ini belum berakhir, Emily. Masih ada permainan selanjutnya. Nikmatilah sayang…”
“Kumohon Jay…”
“Diam!“ Bentakku keras. Tak peduli hal itu akan memancing kehadiran bibi. “Kau masih ingat berapa kali aku memohon padamu dan berapa kali kau menolaknya, Emily?”
Emily kembali terisak. Botol lotion itu masih menancap divaginanya.
“Sakit, Jay. Vaginaku sakit, Jay…” Suara memelas dari mulut Emily tak sedikitpun menggugah hatiku.
“Kau ingin aku memasukkannya lebih dalam lagi, Emily? Baiklah….”
“Tidak, Jay… Jangan…! Aaaaaaawwwwwhhhhh…..!“ Jeritan Emily melengking tajam saat botol lotion itu ku tekan dengan keras ke dalam vaginanya. Tubuhnya bergetar, punggungnya kembali terangkat ke atas. Darah segar menyembur membasahi botol lotion dan tanganku. Botol itu kucabut dengan tiba-tiba, membuat tubuh Emily kembali terhentak.
Ada bercak darah di badan botol itu.
Kembali kumasukkan dan kutekan dengan sekuat-kuatnya botol lotion ke dalam vagina Emily, kutekan hingga hampir amblas.
“Awwwwwhhhhhhhhhh….!” Jeritan kencang keluar dari mulut Emily seiring dengan semburan darah segar lagi dari vaginanya.
Tok…Tok…Tok…
Suara ketukan pintu membuatku menghentikan aksiku lalu turun dan membukakan pintu. Nampak bibi sedang berdiri depan pintu. Kubiarkan saja bibi masuk menghambur ke dalam kamar, dan lebih cuek lagi aku mendengar suara jeritan bibi yang melihat keadaan Emily.
“Ya Tuhan…, kenapa ini, Non?” Jerit bibi panik.
Emily diam saja memandang bibi yang segera memeluknya disertai isakan tangis. Darah segar meleleh keluar dari vagina Emily. Tubuhnya terlentang tak berdaya. Matanya perlahan meredup hingga akhirnya terpejam.
“Kau apakan Non Emily, hah??!” Bentak bibi sesaat kemudian. Matanya memancarkan amarah.
“Aku memberikan apa yang dia mau…, Bibi mau juga?” Aku malah mengucapkan kalimat yang bikin bibi tambah marah.
“Ada apa denganmu hah?!”  www.carabermain.com
Aku hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan bibi. Kulihat Emily diam saja. Matanya terpejam dengan bibir yang melengkung menahan sakit.
“Ughhh…” erangan kesakitan terengar lemah dari mulut Emily.
Bibi yang sedang menatapku dengan penuh amarah segera berbalik dan menghambur ke atas tubuh Emily.
“Non… Bangun, Non… hik..hik..”
Tak ada gerakan apapun di tubuh Emily. Diam, kaku, tak bergerak.
“Noooonnnn…!, bangun non… hik..hik…” Suara Bibi melengking nyaring. Digoyang-goyangkannya tubuh Emily. Kaku dan tak ada respon sama sekali.
Sejenak aku terpana. Kuperhatikan keadaan Emily saat itu. Bibirnya pucat, matanya terpejam. Tiba-tiba aku dihinggapi rasa panik. Bibi yang sedang memeluk tubuh Emily kusingkirkan dengan satu hentakan kuat. Aku memanggil-manggil nama Emily, tak ada jawaban.
“Emily…? Emily…? Emilyyyyyyy….!” Jeritku panik.
Ada apa denganku? Iblis dari mana yang telah merasuk dalam jiwaku sehingga aku tega menyakiti gadis yang selama ini aku cintai? Benar, dia telah menyakitiku…, benar dia telah mengkhianatiku, tapi apa mesti sekejam ini perlakuanku padanya?
“Kau…Kau… Iblis Kau… Biadaaaaaaab!” Jerit Bibi dengan mata melotot dan tangannya terkepal mengacung ke arahku.
Aku tak mempedulikan bibi. Aku panik. Aku mesti segera menolong Emly… Ya menolongnya dari akibat perbuatan bodohku sebelum semuanya terlambat.
Aku masih sendiri, duduk dibangku taman dengan pandangan kosong. 10 Tahun sudah kepergian Emily. Tepatnya tanggal 13 Februari 2005. Dan hari ini, hari kepergian Emily dari sisiku, 13 Februari 2015. Tak ada lagi Emily, dia benar-benar telah pergi membawa derita yang teramat sangat karena kebodohanku.
Emily telah menjauh dariku ke tempat yang tak terjangkau, meninggalkan pesan tegas tentang rasa cinta yang dimilikinya untukku.
10 Tahun lalu dia meninggalkan aku, dan masih terbayang jelas saat dia meregang nyawa dalam perjalanan ke Rumah Sakit. Masih terngiang suara erangan kesakitan dari mulutnya…
Aku baru tahu alasannya kenapa Emily memutuskan hubungan denganku dari cerita Bibi. Menurut bibi, Emily melakukan semuanya karena terpaksa. Ayah Emily terlilit hutang pada Robert, seorang pengusaha muda yang dulu kuanggap pacar baru Emily.
Ayah Emily mendekam di balik jeruji besi karena tak sanggup membayar hutangnya pada Robert meskipun telah menjual seluruh aset perusahaannya. Hanya ada satu cara yang bisa mengeluarkan Ayah Emily dari dalam penjara. Emily mesti berkorban. Dia harus mau melayani kebutuhan sex Robert yang seorang sadismine. Sayang sekali, sebelum semuanya selesai, aku telah merusak semuanya. Aku telah membuat Emily gagal menolong ayahnya sekaligus membuatnya gagal menjelaskan alasannya memutuskan hubungan denganku.
Sesungguhnya dengan perlakuanku itu, apa bedanya aku dengan Robert? Bahkan mungkin aku lebih buruk dari Robert!
Aku telah menerima balasan atas kebodohanku. Aku mendekam dalam sel tahanan selama 5 Tahun. Aku menjalaninya dengan ikhlas, sebagai hukuman atas kebodohanku.
Selama lima tahun kemudian pula aku menyesalinya. Tak akan pernah habis penyesalan ini dalam hatiku. Dan setiap tanggal 13 Februari aku duduk di bangku taman ini, entah untuk apa dan menunggu siapa, karena aku tahu dan aku sadari bahwa tak mungkin lagi ada Emily yang akan menemuiku disini, di bangku taman yang sering kami jadikan tempat memadu kasih.
Aku masih terus bermimpi, tentang harapan akan bertemu Emily disini, harapan yang akupun menyadarinya bahwa itu mustahil. Aku akan terus menunggu hingga besok dan berharap ada keajaiban yang bisa mengembalikan Emily ke kehidupanku.
13 Februari, hari yang terasa berat kulalui.
Dibangku taman ini, sebuah sandiwara kekerasan kembali berputar dalam kenanganku. Sebuah kenangan pahit. Aku telah membuat Cinta Sejatiku pergi menjauh dariku. Pergi kesuatu tempat yang jauh dan tak tergapai.
Aku tak pernah menghitung hari, tapi aku tahu hari ini tanggal 13 Februari, karena setiap tanggal ini pasti banyak pasangan muda membicarakan tentang sebuah hari, hari dimana mereka saling mengungkapkan rasa kasih pada keesokan harinya. Hari yang mereka sebut dengan Valentine.
“Ughhh…hufffhhh..”
Lara hatiku semakin dalam setiap kali sang surya memasuki peraduannya, digantikan sang Dewi Malam yang memancarkan cahaya terang menjelang purnama, lalu esoknya Sang Raja Siang kembali keluar dengan cahaya terangnya di hari Kasih Sayang, 14 Februari. Hari yang semakin meluruhkan airmataku.
Entah sampai kapan aku disini…, menanti Emily.
Semestiinya kau ada disini
Menemaniku menyambut hari kasih sayang ini…
Ah…
Sungguh aku tak mengerti,
Aku tak faham apa itu Valentine..
Kata orang itu hari Kasih Sayang…
Tapi itu bukan untukku kan ?
Emily….
Tak ada Valentine untukku..
Karena setiap hari, setiap saat…
Valentine itu ada bersamaku…
Seluruh hariku terasa hampa…
Aku masih terlalu merindukanmu…
Aku selalu mengasihimu, meskipun kata orang itu terlambat…
Tapi biarlah.
Aku akan terus mengasihimu
Hingga Tuhan memanggilku
Untuk mempertemukanku denganmu
Di sana… Di SurgaNya…


Read More